Selasa, 30 Maret 2010

Tips menjaga kesehatan

Tips Menjaga Kesehatan

Menjaga Pola makan seimbang

Pola makan seimbang didapat dari nutrisi dengan 7 komponen; protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, air dan zat. Pola makan seimbang yaitu 60% biji-bijian, 30% sayur dan buah-buahan untuk mendapatkan vitamin, mineral, air, dan serat, 10% daging untuk mendapatkan lemak. Buah-buahan sebaiknya dikonsumsi satu jam sebelum atau sesudah makan, agar manfaatnya terasa. Minumlah air putih untuk penutup sesudah makan. Bila hanya mengkonsumsi makanan berasid yang berupa biji-bijian dan daging akan mengakibatkan:




Gaya Hidup Sehat

Tidur teratur yaitu jangan terlalu malam, maksimal jam 23.00 dengan lama 8 jam dan bangunnya juga jangan terlalu siang, jangan melebihi jam 7. Tidur merupakan proses yang penting bagi manusia sebab dalam tidur terjadi proses pemulihan, pada jam 23.00 sampai jam 01.30 hormon SOMATOTROPIN bekerja untuk regenerasi sel, dengan begitu tubuh yang tadinya mengalami kelelahan akan menjadi segar kembali.

Aspek fisik yang menurun mengakibatkan ketidak-seimbangan pada aspek mental dan emosi, timbullah penyakit degenerative (jantung, stroke, kanker, gagal ginjal, liver, diabetes, darah tinggi dsb).




Hindarilah merokok dan minuman beralkohol karena menyebabkan darah mengental yang akan berakibat sulitnya darah dalam membawa nutrisi dan oksigen ke seluruh sel-sel tubuh.

Hindari passively smoking (polusi udara).

Jaga kebersihan.

Makan dan minum teratur.

Mengkonsumsi makanan dan minuman yang tidak mengandung bahan kimia.

Hindari hasil Pertanian/ Perkebunan yang pengolahannya menggunakan racun pembasmi hama dan pupuk non organik yang merupakan penyebab inbalance hormone (ketidakseimbangan hormon), kerusakan ginjal (cuci darah), sakit kuning (liver), dan pencetus zat carsinogen (pemicu kanker).

Hindari Obat-obatan Kimia Sintetis yang merupakan penyebab timbulnya penyakit baru dan bila dikonsumsi secara berlebihan akan merusak organ-organ tubuh (side effect = efek negatif).

Hindari berpikir/ bekerja terlalu berat.

Olah Raga Teratur

Tujuan olah raga secara teratur menurut Dr. ISWAN A NUSI, SpD. (spesial penyakit dalam RSUD DR SUTOMO) adalah melancarkan sistem peredaran darah, melemaskan otot-otot yang kaku mulai dari kepala, pundak, lutut sampai kaki, menghasilkan energi panas, membakar lemak dan mengeluarkan racun dalam tubuh berupa keringat. (Berbagai Sumber).
 

Selasa, 23 Maret 2010

Askep Lansia

PERUBAHAN PADA LANSIA- PROSES PENUAAN
Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindari. Walaupun proses penuaan benar adanya dan merupakan sesuatu yang normal, tetapi pada kenyataannya proses ini menjadi beban bagi orang lain dibadingkan dengan proses lain yang terjadi. Perawat yang akan merawat lansia harus mengerti sesuatu tentang aspek penuaan yang normal dan tidak normal.

ASPEK BIOLOGIS PADA PENUAANProses penuaan biologis yang dialami lansia relatif tidak akan menimbulkan perubahan buruk saat diperlukan penurunan tingkat ketergantungan fisik yang tinggi. Berikut ini teori biologis tentang penuaan :
A. Teori seluler
à Sel diprogram hanya untuk membelah pada waktu yang terbatas.

B. Teori sistesis
à Akibat penuaan, protein tubuh terutama kolagen dan elastin menjadi kurang fleksibel dan kurang elastis.

C. Teori keracunan oksigen
à Kemampuan lansia untuk melawan efek racun oksigen akan berkurang.

D. Teori sistem imun
à Kopetensi yang menurun dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan infeksi, penyakit autoimun, dan kanker.

PENUAAN PADA SISTEM TUBUH (FISIOLOGIS)Penuaan dapat dibedakan antara penuaan yang normal (fisiologis) dan penuaan karena kondisi penyakit (patologis). Berikut ini merupakan efek fisiologis dari penuaan :
A. Sistem muskuloskeletal
à Atrofi otot, dekalsifikasi tulang, dan perubahan postural.

B. Perubahan kardiopulmonal
à Pembuluh darah kehilangan elastisitas, peningkatan nadi dan peningkatan tekanan darah.
à Pendistribusian tulang kalsium menyebabkan dekalsifikasi tulang iga dan kalsifikasi kartilago kosta : Perubahan ini dan perubahan postural menyebabkan penurunan efislensi paru.

C. Sistem perkemihan
à Kehilangan irama diurnal pada produksi urine dan penurunan filtrasi ginjal

D. Sistem pencernaan
à Tidak ada perubahan yang signifikan

E. Sistem saraf
à Kemunduran pendengaran dan penglihatan

F. Sistem endokrin
à Kemunduran fungsi gonad

ASPEK-ASPEK PSIKOLOGIS PADA PENUAANAspek psikologis pada lansia tidak dapat langsung tampak. Pengertian yang salah tentang lansia adalah bahwa mereka mempunyai kemampuan memory dan kecerdasan mental yang kurang. Berikut aspek psikologis pada penuaan :
A. Kepribadian, intelegensi dan sikap
Tes intelegensi dengan jelas memperlihatkan adanya penurunan kecerdasan pada lansia. Lansia seringkali mempertahankan sikap yang kuat, sehingga sikapnya lebih stabil dan sedikit sulit untuk diubah.

B. Teori aktivitas dan pelepasan
- Teori pelepasan : Lansia secara berangsur-angsur mengurangi aktivitasnya dan bersama menarik diri dari masyarakat.
- Teori aktivitas : Sebagai orang yang telah berumur, mereka meninggalkan bentuk aktivitas yang pasti, dan mengkompensasi dengan melakukan banyak aktivitas yang baru.

KEPERAWATAN GERONTIK
PENGERTIAN GERONTOLOGI DAN GERIATRI NURSING
A. Gerontologi adalah cabang ilmu yang mempelajari proses menua dan masalah yang mungkin terjadi pada lanjut usia.
- Geriatri nursing adalah spesialis keperawatan lanjut usia yang dapat menjalankan perannya pada tiap peranan pelayanan dengan menggunakan pengetahuan, keahlian, dan keterampilan merawat untuk meningkatkan fungsi optimal lanjut usia secara komprehensif. Karena itu, perawatan lansia yang menderita penyakit dan dirawat di RS merupakan bagian dari gerontic nursing.

PENDEKATAN PERAWATAN LANJUT USIA
A. Pendekatan fisikà Perawatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia ada 2 bagian yaitu :
- Klien lanjut usia yang masih aktif, yang masih mampu bergerak tanpa bantuan orang lain.
- Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun yang mengalami kelumpuhan atau sakit.

B. Pendekatan psikis
à Perawatan mempunyai peranan yang panjang untuk mengadakan pendekatan edukatif pada klien lanjut usia, perawat dapat berperan sebagai supporter, interpreter terhadap segala sesuatu yang asing, sebagai penampung rahasia pribadi dan sebagai sahabat yang akrab.

C. Pendekatan sosialà Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercerita merupakan upaya perawatan dalam pendekatan sosial. Memberi kesempatan berkumpul bersama dengan sesama klien lanjut usia untuk menciptakan sosialisasi mereka.

D. Pendekatan spiritual
à Perawat harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam hubungannya dengan tuhan atau agama yang dianutnya, terutama jika klien dalam keadaan sakit atau mendekati kematian.

TUJUAN ASUHAN KEPERAWATAN LANJUT USIAA. Agar lanjut usia dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri.
B. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan lansia melalui perawatan dengan pencegahan.
- Membantu mempertahankan serta membesarkan daya hidup / semangat hidup lansia.
- Menolong dan merawat klien yang menderita sakit.
- Merangsang petugas kesehatan agar dapat mengenal dan menegakkan diagnosa secara dini.
- Mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa perlu pertolongan pada lansia.

FOKUS ASUHAN KEPERAWATAN LANJUT USIA
1) Peningkatan kesehatan (health promotion)
2) Pencegahan penyakit (preventif)
3) Mengoptimalkan fungsi mental.
4) Mengatasi gangguan kesehatan yang umum.

TAHAP-TAHAP ASUHAN KEPERAWATAN LANSIAA. Pengkajian :
- Proses pengumpulan data untuk mengidentifikasi masalah keperawatan meliputi aspek :
a) Fisik : - Wawancara
- Pemeriksaan fisik : Head to tea, sistem tubuh.
b) Psikologis
c) Sosial ekonomi
d) Spiritual
Pengkajian dasar meliputi : Temperatur, nadi, pernafasan, tekanan darah, berat badan, tingkat orientasi, memori, pola tidur, penyesuaian psikososial.
Sistem tubuh meliputi : Sistem persyarafan, kardiovaskuler, gastrointestinal, genitovrinarius, sistem kulit, sistem musculoskeletal.

Perencanaan
à Untuk menentukan apa yang dapat dilakukan perawat terhadap pasien dan pemilihan intervensi keperawatan yang tepat.

Pelaksanaan
à Tahap dimana perawat melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan intervensi / perencanaan yang telah ditentukan.

Evaluasi
à Penilaian terhadap tindakan keperawatan yang diberikan / dilakukan dan mengetahui apakah tujuan asuhan keperawatan dapat tercapai sesuai yang telah ditetapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L. “ Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis”, Edisi ke-6, EGC, Jakarta, 2000.
Nugroho, Wahjudi. “Keperawatan Gerontik”, Edisi ke-2, EGC, Jakarta 2000.
Leeckenotte, Annete Glesler. “Pengkajian Gerontologi”, Edisi ke-2, EGC, Jakarta, 1997.
Watson, Roger. “Perawatan Lansia”, Edisi ke-3, EGC, Jakarta 2003.

Sabtu, 20 Maret 2010

Contoh Judul-judul KTI

CONTOH JUDUL-JUDUL KTI

1. upaya menciptakan masyarakat sehat di pedesaan : suatu studi perilaku terhadap kesehatan dibeberapa desa di Garut
2. pembinaan dan pelayanan kesehatan jiwa masyarakat kota…….
3. pembangunan kesehatan masyarakat melalui pos pelayanan terpadu….
4. pengaruh kondisi udara terhadap kesehatan masyarakat di zona industri kecamatan Cibatu, kabupaten Garut
5. perlakuan masyarakat dan rehabilitasi sosial terhadap penderita kusta dan bekas penderita kusta di desa tegal mengkeb, abiansemal, dan lod tunduh, bali : suatu kajian antropologi kesehatan berkenaan dengan penyakit kusta
6. faktor-faktor yang berhubungan dengan fungsi kepemimpinan kesehatan tokoh masyarakat di perwakilan kecamatan majalaya, karawang, jawa barat, 1994
7. hubungan pengelolaan sampah padat dengan kondisi kesehatan masyarakat di daerah kumuh : studi kasus kebon kacang dan kampung rawa, jakarta pusat
8. penetapan tarif rasional berdasarkan biaya satuan dan kemampuan membayar masyarakat di poliklinik kesehatan gigi rsupn dr. cipto mangunkusumo tahun anggaran 1996/1997
9. analisis tingkat kebisingan dan pengaruhnya terhadap kesehatan masyarakat di wonosobo surabaya : penelitian cross sectional
10. pengaruh mata ajaran kesehatan masyarakat dan faktor-faktor lain terhadap pengetahuan dan sikap para mahasiswa institut ilmu pemerintahan dalam upaya kesehatan masyarakat
11. demand masyarakat kelurahan pademangan terhadap balai kesehatan masyarakat melania di jakarta utara
12. demand masyarakat terhadap pelayanan kesehatan gigi (puskesmas, dokter gigi, praktek swasta, poliklinik gigi rumah sakit) di kecamatan tegalsari, kotamadya Surabaya
13. program perawatan kesehatan masyarakat dalam peningkatan kesehatan perinatal di kabupaten sidoarjo
14. tingkat pemanfaatan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan ibu dan anak (kia) dan keluarga berencana (kb) di tegal alur
15. prioritas kebutuhan staf berdasar karakteristik individu pengaruhnya terhadap kepuasan kerja : suatu studi manajemen kesehatan masyarakat pada 3 suku bangsa di organisasi puskesmas
16. studi perbandingan hasil aspek kognisi penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit tentang diare dengan metode ceramah dan diskusi pada ibu pasien balita di upf ika rsud soetomo
17. beberapa faktor yang mendorong masyarakat untuk memanfaatkan pusat kesehatan masyarakat sebagai tempat pertolongan persalinan di kecamatan pandaan, kabupaten pasuruan
18. efektivitas pelayanan kesehatan masyarakat di puskesmas propinsi Bengkulu
19. analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat dalam melaksanakan perawatan kesehatan masyarakat di puskesmas di ….
20. faktor penyebab dan yang mempengaruhi terjadinya gizi kurang pada balita di …
21. perbandingan metode penggunaan antropometri dengan biokimia dalam pemeriksaan status gizi siswa sma di …
22. hubungan pekerjaan dan kondisi sosial budaya dengan status gizi masyarakat di …
23. gambaran pengetahuan orangtua tentang kebutuhan gizi balita di ...
24. hubungan pengetahuan ibu dengan status gizi pada balita di …
25. penatalaksanaan diet pada pasien pasca bedah di …
26. tinjauan penatalaksanaan diet pada pasien dengan penyakit diabetes melitus dengan komplikasi nefropati di…
27. perbedaan antara petugas gizi yang menggunakan prosedur tetap tatalaksana gizi dengan yang tidak menggunakan di …
28. gambaran pengetahuan masyarakat tentang pola menu seimbang di…
29. faktor-faktor yang mempengaruhi cakupan pemberian vitamin a dosis tinggi pada balita oleh kader di …
30. gambaran pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan gizi di …
31. gambaran pengetahuan keluarga tentang diet makanan pada penderita penyakit thypoid di …
32. gambaran pengetahuan ibu tentang gizi buruk pada balita di wilayah kerja puskesmas…
33. hubungan antara status gizi dan lingkungan rumah dengan kejadian penyakit tbc pada balita yang mendapat imunisasi bcg di kabupaten ……… tahun 2008
34. hubungan karakteristik ibu dengan tingkat pengetahuan tentang kebutuhan gizi anak usia sekolah di ....
35. gambaran tingkat pengetahuan ibu-ibu tentang gizi pada balita di ...
36. karakteristik balita gizi kurang di kampung ………tahun 2008
37. analisis faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya gizi kurang pada balita di wilayah kerja puskesmas ……
38. hubungan karakteristik ibu dengan tingkat pengetahuan tentang kebutuhan gizi anak usia sekolah di ....
39. gambaran dan sikap orangtua yang memiliki balita dengan status gizi kurang di…
40. hubungan pengetahuan ibu hamil dengan kejadian anemia di…
41. gambaran pengetahuan keluarga tentang manfaat gizi seimbang dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari di..
42. hubungan antara pengetahuan siswa tentang dampak rokok terhadap kesehatan dengan perilaku merokok di smu ……
43. analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan ketidakpatuhan minum obat pada pasien tb. paru di puskesmas ……
44. faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit kusta di ……
45. analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi perawat dalam melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan di rumah sakit ……
46. analisa faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit hipertensi pada laki-laki di puskesmas ……
47. analisis faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya gizi kurang pada balita di wilayah kerja puskesmas ……
48. hubungan perilaku makan dengan kejadian apendisitis di ……
49. hubungan tingkat kecemasan dengan intensitas nyeri dada pada pasien miocard infark (mci) di ruang jantung dan icu rumah sakit ……
50. hubungan peran kader dengan upaya peningkatan cakupan imunisasi campak di puskesmas ……
51. hubungan pengetahuan dan pemeberantasan sarang nyamuk (psn) dengan kejadian demam berdarah dengue (dbd) di puskesmas ……
52. faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian ispa pada balita di wilayah kerja puskermas ……
53. gambaran faktor-faktor resiko ppom pada pasien yang berobat rawat jalan di ruang poli paru di……
54. kurang energi protein (kep) pada balita di ...
55. faktor – faktor yang berhubungan dengan anemia pada siswi smu xxx
56. asuhan keperawatan maternitas dengan abortus in kompletus terhadap ny. v di ruang kebidanan xxx
57. faktor-faktor yang membentuk prilaku klien post operasi untuk melakukan mobilisasi dini
58. hubungan metode bimbingan preceptorship terhadap kesiapan perawat baru di rumah sakit xxx
59. faktor – faktor yang mempengaruhi motivasi klien post fraktur untuk mengikuti mobilisasi secara dini
60. faktor faktor peran dan fungsi yang mempengaruhi kesiapan keluarga menerima anggota keluarga yang mengalami ketergantungan napza di unit perawatan ketergantungan obat di rumah sakit xxx
61. gambaran kepuasan kerja perawat di rumah sakit xxx
62. gambaran motivasi perawat di rumah sakit xxx
63. gambaran tingkat pengetahuan dan pengaruh media massaterhadap cakupan pin di xxx
64. pengaruh penggunaan minyak kelapa terhadap pencegahan kerusakan integritas kulit: dekubitus pada pasien tirah baring total karena stroke
65. hubungan tingkat pengetahuan wanita mengenai kanker payudara dengan perilaku untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri
66. hubungan pemakaian iud dengan tingkat kenyamanan pasangan dalam melakukan hubungan seksual di …
67. hubungan dukungan keluarga dengan motivasi pasien kanker payudara untuk mengikuti kemoterapi
68. pengaruh tingkat pengetahuan keluarga terhadap kepatuhan pemberian therapi antiretroviral pada klien hiv/aids di rumah sakit xxpersepsi klien dengan gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis terhadap perubahan citra diri
69. tingkat kecemasan keluarga pada pasien pre-operasi di rumah sakit xxx
70. tingkat kecemasan keluarga klien di ruang resusitasi unit gawat darurat rumah sakit xxx
71. tingkat kepuasan pelanggan internal: dokter terhadap pelayanan perawatan icu di rumah sakit xxx
72. faktor risiko eksternal yang mempengaruhi insiden diare pada balita di rs xxx
73. hubungan tingkat kelelahan akibat aktifitas fisik malam (olahraga) terhadap timbulnya gangguan tidur (insomnia) pada anggota xxx
74. pengaruh pelaksanaan rawat gabung terhadap motivasi pola asi dini pada ibu post partum di rb xxx
75. efektifitas penggunaan daun sirih terhadap terjadinya keputihan pada remaja putri desa xxx
76. hubungan perilaku pencegahan dengan kejadian keputihan pada remaja putri di desa xxx
77. pengaruh perawatan luka bersih menggunakan sodium klorida 0,9% dan povidine iodine 10% terhadap percepatan penyembuhan luka pada klien pasca secsio Caesar
78. hubungan antara pengetahuan dan tingkat depresi klien kanker serviks di ruang xxx
79. efektivitas pemberian makanan tambahan terhadap pertumbuhan dan perkembangan balita malnutrisi usia 1-2 tahun di puskesmas xxx
80. hubungan pengetahuan dan sikap perawat dengan penerapan proses keperawatan : perencanaan asuhan keperawatan klien dewasa di rsud xxx
81. efektifitas peran kelompok pendukung dalam pelaksanaan terapi aktifitas kelompok terhadap (tak) peningkatan konsep diri pada klien menopause di wilayah kerja puskesmas xx
82. faktor-faktor yang mempengaruhi keparahan pneumonia pada anak usia 2-5 tahun yang
83. hubungan antara pengetahuan perawat dan pelaksanaan perawatan luka episiotomi pada persalinan normal
84. hubungan kompetensi dosen dengan motivasi belajar mahasiswa program studi ilmu keperawatan semester iii
pendekatan strategi pelaksanaan dots (directly observed treatment shortcourse) terhadap kepatuhan berobat pasien tuberkulosis paru di xxx
85. studi tentang sikap asertif perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan di instalasi rawat inap xxx
86. faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku perawat terhadap pelaksanaan standar asuhan keperawatan di ruang xxx
87. faktor-faktor yang mempengaruhi perawat dalam proses pengambilan keputusan untuk melaksanakan asuhan keperawatan di ruang xxx
88. hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang asi dengan pola laktasi pada bayi baru lahir sampai umur 4 bulan di xxx
89. persepsi mahasiswa terhadap mata kuliah keperawatan dalam melaksanakan asuah keperawatan” (studi kasus mahasiswa xxx)
90. kejadian penyakit diare dan penyakit kulit pada keluarga dalam pemanfaatan jamban keluarga yang punya jamban dan yang tidak punya jamban di desa xxx
91. pengaruh kepuasan pasien atas asuhan keperawatan terhadap kesetiaan pasien rawat inap di ruang penyakit dalam dan ruang bedah kecelakaan rs xxx
92. studi peminatan lahan kerja pada mahasiswa keperawatan xxx yang menjelang lulus di xxx
93. peran serta kader posyandu dalam upaya peningkatan status gizi balita melalui penyuluhan kesehatan di posyandu wilayah kerja puskesmas xxx
94. peranan strategi dots terhadap efektifitas kepatuhan berobat pasien tuberkulosis paru
95. gambaran keadaan demografi, geografi, sosial ekonomii serta sarana dan tenaga kesehatan yang ada di kabupaten xxx
96. hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang gizi dengan kejadian kurang energi protein pada anak usia 2 sampai 5 tahun di desa xxx
97. analisa hubungan karakteristik perawat dan tingkat kepatuhan perawat dalam pelaksanaan protap pemasangan infus (studi di instalasi rawat darurat xxx)
98. hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa program studi ilmu keperawatan fakultas kedokteran universitas xxx
99. faktor-faktor internal yang berhubungan dengan kesulitan belajar mahasiswa di akademi keperawatan
xxx
100. gaya kepemimpinan kepala ruangan rsud xxx

Jumat, 19 Maret 2010

Gizi Buruk

Definisi
Gizi buruk (honger oedema) adalah kondisi kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam asupan makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG).
Busung lapar banyak terjadi di Indonesia yang merupakan efek dari krisis ekonomi di negara kita yang berkepanjangan sehingga menyebabkan ketidakmampuan masyarakat untuk membeli bahan makanan yang baik dari segi mutu dan jumlah.

Penyebab Gizi Buruk
PENYEBAB GIZI BURUK SECARA LANGSUNG :
1. Kurangnya sumber energi dan protein dalam makanan TBC
2. Anak yang asupan gizinya terganggu karena penyakit bawaan seperti jantung atau penyakit metabolisme lainnya
3. Faktor ketersediaan makanan yang kurang mencukupi suatu wilayah tertentu. Hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya pontensi alam atau kesalahan distribusi.
PENYEBAB GIZI BURUK SECARA TIDAK LANGSUNG :
1. Daya beli keluarga rendah
2. Lingkungan rumah yang kurang baik
3. Pengetahuan tentang makanan bergizi minim sehingga pola mengasuh anak keliru
4. Perilaku kesehatan dan gizi keluarga kurang
5. Kesempatan kerja rendah yang menyebabkan kurangnya pangan di rumah tangga


Tanda-Tanda Penderita Gizi Buruk
Ada beberapa cara untuk mengetahui seorang anak terkena gizi buruk (busung lapar), yaitu :
1. Dengan cara menimbang berat badan secara teratur setiap bulan. Bila perbandingan berat badan dengan umurnya dibawah 60% standar WHO-NCHS, maka dapat dikatakan anak tersebut terkena busung lapar.
2. Dengan mengukur tinggi badan dan Lingkar Lengan Atas (LILA) bila tidak sesuai dengan standar anak normal, waspadai anak tersebut terkena busung lapar.

Jenis-Jenis Gizi Buruk
1. KWASHIORKOR (GIZI BURUK AKIBAT KEKURANGAN PROTEIN)
Tanda-tanda anak terkena gizi buruk Kwashiorkor :

- Bengkak pada seluruh tubuh terutama pada punggung kaki dan bila ditekan meninggalkan bekas seperti lubang
- Otot mengecil sehingga menyebabkan lengan atas kurus sehingga ukuran LILA kurang dari 14 cm
- Timbulnya ruam berwarna merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas
- Tidak nafsu makan
- Rambut menipis berwarna merah jagung dan mudah dicabut tanpa menimbulkan rasa sakit
- Wajah anak bulat dan sembab (moon face)
- Rewel dan apatis
- Sering disertai infeksi, seperti anemia dan diare

2. MARASMUS (GIZI BURUK KARENA KEKURANGAN KARBOHIDRAT/KALORI)
Tanda-tanda seorang anak terkena busung lapar Marasmus :
- Anak sangat kurus tampak seperti tulang dibungkus kulit
- Tulang rusuk menonjol
- Wajah seperti orangtua (monkey face)
- Kulit keriput (jaringan lemak sangat sedikit sampai tidak ada)
- Cengeng dan rewel
- Pantat kendur dan keriput
- Perut cekung disertai diare kronik (terus menerus) dan susah buang air kecil
- Rambut tipis, jarang, dan kusam

3. MARASMIC – KWASHIORKOR (CAMPURAN)
Tanda-tanda anak yang terjangkit marasmic – Kwashiorkor :
- Campuran dari beberapa tanda Kwashiorkor dan maramus disertai pembengkakan yang tidak menyolok

Dampak Gizi Buruk
Dampak gizi buruk pada anak-anak bukan hanya tubuh yang kurus tetapi lebih dari itu. Gizi buruk pada usia balita membuat sel-sel otak berkurang. Akibatnya, meski penderita ini bisa tumbuh dewasa, ia akan menjadi orang yang kurang intelegensianya, terhambat pertumbuhan fisiknya, dan rentan penyakit. Gizi buruk mengakibatkan rabun senja serta menyebabkan anak kehilangan 10-13 poin IQ dibanding balita normal. Gizi buruk juga membuat anak lebih rentan dan mudah terinfeksi.

Pencegahan Gizi Buruk
Gizi buruk dapat dicegah dengan memberikan makanan bergizi pada anak berupa sayur mayur, buah-buahan, makanan yang mengandung karbohidrat (nasi, jagung, roti, kentang), makanan yang mengandung protein (daging, ikan, telur), dan berilah ASI untuk anak 0-2 tahun. Penyelenggaran PMT penyuluhan di setiap posyandu juga cara yang efektif untuk mencegah gizi buruk.
Masa depan Indonesia tergantung pada nasib anak bangsa sekarang ini. Kesehatan dan kecerdasan anak bangsa sangat mempengaruhi Indonesia pada masa depan.

Kamis, 18 Maret 2010

Rencana Pendidikan Keperawatan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu tujuan UUD 1945 adalah memajukan kesejahteraan umum. Hal itu dapat dicapai jika salah satu aspeknya terpenuhi seperti aspek kesehatan yang sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup seseorang. Negara yang sehat akan terbentuk jika di awali dari masyarakatnya yang peduli terhadap kesehatan. Kesehatan merupakan tanggung jawab seluruh individu yang ada di negara tersebut. Kesehatan dipengaruhi oleh berbagai aspek dalam kehidupan seperti perilaku, sosial ekonomi, pendidikan, dll.
Salah satu yang besar pengaruhnya adalah faktor perilaku. Perilaku masyarakat pada zaman sekarang ini tidak mempedulikan kesehatan padahal mereka mengetahui pentingnya kesehatan. Hal tersebut akan berdampak pada kelangsungan masyarakat tersebut, diantaranya akan menimbulkan berbagai macam penyakit, seperti diare dan cacar.
Seperti yang terjadi di desa Binakarya dimana perilaku masyarakatnya sering membuang sampah ke sungai sehingga menimbulkan penyakit cacar air yang menyerang masyarakat sekitar.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan sehingga tercipta derajat kesehatan yang optimal di Desa Binakarya
1.2.1 Tujuan Khusus
• Agar masyarakat Desa Binakarya dapat mamahami dan mengetahui tentang pentingnya kesehatan.
• Agar masyarakat dapat berperan serta aktif dalam mencegah penyakit cacar air.

1.3 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang masalah, tujuan meliputi tujuan umum dan tujuan khusus serta sistematika penulisan
BAB II PEMBAHASAN
Terdiri dari gambaran umum Desa Binakarya, faktor yang mendukung dan merugikan kesehatan, rencana kegiatan meliputi visi, misi, strategi, sasaran dan tujuan rencana penyuluhan yang terdiri dari topik, waktu, sasaran, tempat, tujuan umum dan khusus, materi, metode, media, dan evaluasi.
BAB III PENUTUP
Terdiri dari kesimpulan dan saran.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Umum Desa
2.1.1 Identitas Desa
1. Nama Desa : Binakarya
2. Luas desa : 372.493 Ha
Fasilitas Umum : 23.987 Ha
Luas Perkebunan : 157.197 Ha
Luas Pemukiman : 21.624 Ha
Luas Sawah : 169.685 Ha
3. Batas Desa :
Sebelah Barat : Desa Banyuresmi
Sebelah Timur : Desa Cimanuk
Sebelah Utara : Desa Dangder
Sebelah Selatan : Desa Bagendit
Desa Binakarya terdiri dari 3 Wilayah.
1. Wilayah I terdiri dari :
Jumlah Penduduk/jiwa
a. Balakapas 833
b. Barukapas 96
c. Ranca Ucing 413
d. Saar Lega 262
2. Wilayah II terdiri dari :
a. Panjulu 741
b. Ranca Dadap 346
c. Taneh Berem 625
d. Legok PR 180
3. Wilayah III terdiri dari:
a. Pesir Kaliki 235
b. Babakan Waru 382
c. Watuga Teguh 524
d. Waruga Hilir 303
Jarak dan lama tempuh :
1. Ke Kecamatan : 2,5 km/10 menit
2. Ke Kabupaten : 15 km/60 menit
3. Provinsi : 120 km/3,5 jam
4. Jakarta : 200 km/5 jam
5. Ke Puskesmas : ± 2,5 km/10 menit
2.1.2 Struktur Penduduk
Jumlah penduduk : 5363 jiwa
a. Laki-laki : 2632 jiwa
b. Perempuan : 2731 jiwa
c. Jumlah KK : 1417 KK
Tenaga Kerja
Penduduk usia 15 – 60 tahun : 2300 jiwa
Ibu RT : 900 jiwa
Penduduk masih sekolah : 1000 jiwa


2.1.3 Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk Desa Binakarya sebagian besar adalah sebagai petani yaitu sekitar 448 jiwa, terbanyak kedua sebagai wiraswasta yaitu sekitar 370 jiwa sisanya buruh tani 43 jiwa, PNS 30 jiwa, pegawai swasta 30 jiwa, TNI/Polri 6 jiwa. Jika musim kering petani banyak yang berurbanisasi
2.1.4 Pendidikan
TK : 3 buah
SD/ MI : 4 buah
SMP/ MTS : 1 buah
SMA/ MA : -

2.2 Faktor Yang Mendukung dan Merugikan Masyarakat
2.2.1 Faktor yang mendukung
1. Tersedianya balai pengobatan serta puskesmas yang mudah dijangkau oleh masyarakat Desa Binakarya.
2. Tersedianya jamban keluarga di setiap RT/RW.
3. Tersedianya posyandu di masing-masing RT/RW.
4. Terdapat bidan dan mantri.
5. Adanya kegiatan-kegiatan lembaga di Desa.
2.2.2 Faktor yang merugikan kesehatan
1. Tidak tersedianya tempat pembuangan sampah akhir.
2. Kurang memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.
3. Perilaku masyarakat yang membuang sampah sembarangan.
Adapun masalah yang ada di Desa Binakarya adalah :
Perilaku masyarakat yang membuang sampah ke sungai karena keterbatasan tempat pembuangan sampah, sehingga terdapat masyarakat yang terjangkit penyakit cacar air.
2.3 Rencana Kegiatan
2.3.1 Visi
Menciptakan lingkungan dan gaya hidup yang sehat dan bersih, demi terciptanya lingkungan yang sehat, maka bekerjasama membuat pembuangan sampah yang khusus, yang dapat berpengaruh terhadap masyarakat.
2.3.2 Misi
• Menyelenggarakan program pendidikan kesehatan dan memberikan gambaran tentang penyakit cacar air.
• Bekerjasama dengan tokoh masyarakat membangun dan mengembangkan serta mempergunakan fasilitas kesehatan.
2.3.3 Strategi
Untuk menangani masalah penyakit cacar di Desa Binakarya diberikan strategi seperti:
• Memberikan penyuluhan/ pendidikan tentang cacar air.
• Menjelaskan cara pencegahan penyakit cacar air.
• Memberikan arahan kepada masyarakat agar dapat merubah gaya hidup menjadi lebih baik untuk memperhatikan kesehatan.
2.3.4 Sasaran
Sasaran rencana kegiatan ini diberikan kepada masyarakat Desa Binakarya dengan mengumpulkan perwakilan dari setiap anggota kepala keluarga di setiap Desa tersebut.
2.3.5 Tujuan
• Agar masyarakat lebih mengerti serta memahami tentang penyakit cacar air.
• Agar masyarakat mampu dan mau melaksanakan gaya hidup sehat dan bersih dari lingkungan yang kotor dan jauh dari penyakit.
• Agar masyarakat lebih menjaga kesehatan.
2.4 Rencana Penyuluhan / Satuan Penyuluhan
1. Topik : Pentingnya menjaga kesehatan untuk menghindari terjangkitnya penyakit cacar.
2. Hari/ tanggal : Minggu, 24 Januari 2010
3. Alokasi Waktu : 30 menit
4. Sasaran : Warga masyarakat Desa Binakarya
5. Tempat : Balai Desa/ Aula Desa
6. Tujuan :
• Umum : Setelah dilakukan penyuluhan pada masyarakat Desa Binakarya dapat memahami tentang pentingnya kesehatan lingkungan dan diri dari penyakit cacar.
• Khusus : Setelah dilakukan penyuluhan pada masyarakat desa Binakarya dapat menyebutkan kembali tentang pentingnya kebersihan lingkungan dan diri dari penyakit cacar.
7. Materi Terlampir
8. Metode
Metode yang digunakan pada saat penyuluhan yaitu ceramah dan tanya jawab.
9. Media
Memberikan gambar dan brosur tentang penyakit cacar.
10. Evaluasi
Masyarakat Desa Binakarya mengetahui dan memahami tentang penyakit cacar air dan masyarakat pun mengerti pentingnya kebersihan lingkungan dan terciptanya lingkungan yang bersih dan pola hidup yang sehat.
Masyarakat pun bekerjasama membangun membuat pembuangan sampah-sampah yang khusus demi terciptanya lingkungan yang sehat.

MATERI
A. Pengertian
Cacar adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus. Virus menular yang menyebabkan ruam kulit berupa sekumpulan bintik-bintik kecil yang datar maupun menonjol, lepuhan berisi cairan serta keropeng, yang menimbulkan rasa gatal.

B. Penyebab
Penyebabnya adalah virus varicella-zoster. Virus ini ditularkan melalui percikan ludah penderita atau melalui benda-benda yang terkontaminasi oleh cairan dari lepuhan kulit. Penderita bisa menularkan penyakitnya mulai dari timbulnya gejala sampai lepuhan yang terakhir telah mengering. Karena itu, untuk mencegah penularan, sebaiknya penderita diisolasi (diasingkan).
Jika seseorang pernah menderita cacar ini, maka dia akan memiliki kekebalan dan tidak akan menderita cacar lagi. Tetapi virusnya bisa tetap tertidur di dalam tubuh manusia, lalu kadang menjadi aktif kembali dan menyebabkan herpes zoster.

C. Masa Perkembangan dan Gejala
Masa perkembangan penyakit cacar ini selama 10 – 20 hari. Pada anak-anak yang berusia diatas 10 tahun, gejala awalnya berupa sakit kepala, demam sedang dan rasa tidak enak badan. Gejala tersebut biasanya tidak ditemukan pada anak-anak yang lebih muda, gejala pada dewasa biasanya lebih berat. 24 – 36 jam setelah timbulnya gejala awal, muncul bintik-bintik merah datar (makula). Kemudian bintik tersebut menonjol (papula), membentuk lepuhan berisi cairan (vesikel) yang terasa gatal, yang akhirnya akan mengering.
Proses ini memakan waktu selama 6-8 jam. Selanjutnya akan terbentuk bintik-bintik dan lepuhan yang baru.
Pada hari kelima, biasanya sudah tidak terbentuk lagi lepuhan yang baru, seluruh lepuhan akan mengering pada hari keenam dan menghilang dalam waktu kurang dari 20 hari. Papula di wajah, lengan dan tungkai relatif lebih sedikit; biasanya banyak ditemukan pada batang tubuh bagian atas (dada, punggung, bahu). Bintik-bintik sering ditemukan di kulit kepala. Papula di mulut cepat pecah dan membentuk luka terbuka (ulkus), yang seringkali menyebabkan gangguan menelan. Ulkus juga bisa ditemukan di kelopak mata, saluran pernafasan bagian atas, rektum dan vagina. Papula pada pita suara dan saluran pernafasan atas kadang menyebabkan gangguan pernafasan. Bisa terjadi pembengkaan kelenjar getah bening di leher bagian samping. Cacar ini jarang menyebabkan pembentukan jaringan parut, kalaupun ada, hanya berupa lekukan kecil di sekitar mata. Luka cacar ini bisa terinfeksi akibat garukan dan biasanya disebabkan oleh stafilokokus.

D. Dampak
Anak-anak biasanya sembuh dari cacar air tanpa masalah. Tetapi pada orang dewasa maupun penderita gangguan sistem kekebalan, infeksi ini bisa berat atau bahkan berakibat fatal.
Adapun komplikasi yang bisa ditemukan pada cacar air adalah:
- Pneumonia karena virus
- Peradangan jantung
- Peradangan sendi
- Peradangan hati
- Infeksi bakteri (erisipelas, pioderma, impetigo bulosa)
- Ensefalitis (infeksi otak).

E. Pengobatan
Untuk mengurangi rasa gatal dan mencegah penggarukan, sebaiknya kulit dikompres dingin. Bisa juga dioleskan losyen kalamin, antihistamin atau losyen lainnya yang mengandung mentol atau fenol.
Untuk mengurangi resiko terjadinya infeksi bakteri, sebaiknya:
- kulit dicuci sesering mungkin dengan air dan sabun
- menjaga kebersihan tangan
- kuku dipotong pendek
- pakaian tetap kering dan bersih.
Kadang diberikan obat untuk mengurangi gatal (antihistamin). Jika terjadi infeksi bakteri, diberikan antibiotik. Jika kasusnya berat, bisa diberikan obat anti-virus asiklovir. Untuk menurunkan demam, sebaiknya gunakan asetaminofen, jangan aspirin.
Obat anti-virus boleh diberikan kepada anak yang berusia lebih dari 2 tahun. Asiklovir biasanya diberikan kepada remaja, karena pada remaja penyakit ini lebih berat. Asikloir bisa mengurangi beratnya penyakit jika diberikan dalam wakatu 24 jam setelah munculnya ruam yang pertama.
Obat anti-virus lainnya adalah vidarabin.

F. Pencegahan
1. Ikuti petunjuk tentang Kebersihan Perorangan. Dengan membiasakan diri untuk merawat kesehatan pribadi, diharapkan dampak cacak akan dapat dikurangi.
2. Selalu mencuci tangan dengan sabun setelah bangun tidur pada pagi hari, atau setelah buang air besar, dan sebelum makan.
3. Membiasakan memakai alas kaki, juga untuk anak-anak.
4. Mandikan anak-anak setiap hari dan lingungilah mereka dari gigitan kutu busuk serta serangga terbang yang menggigit. Apabila seorang anak menderita kudis, obatilah secepat mungkin
5. Jangan biarkan seorang anak yang menderita cacar dibiarkan tidur atau bermain bersama anak-anak lain. Mulailah mengobatinya ketika tanda-tanda pertama cacar muncul.
Untuk mencegah cacar air diberikan suatu vaksin. Kepada orang yang belum pernah mendapatkan vaksinasi cacar air dan memiliki resiko tinggi mengalami komplikasi (misalnya penderita gangguan sistem kekebalan), bisa diberikan immunoglobulin zoster atau immunoglobulin varicella-zoster.
Vaksin varisela biasanya diberikan kepada anak yang berusia 12-18 bulan.

G. CARA HIDUP SEHAT
1. Menjaga/ membersihkan lingkungan agar tetap bersih.
2. Melaksanakan kegiatan jumsih yang sudah ada.
3. Menjaga kesehatan agar terlindung dari penyakit
4. Mempergunakan fasilitas yang ada untuk menjaga lingkungan dan kesehatan, dll.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari data yang ada pada bab sebelumnya dapat disimpulkan beberapa masalah yang ada di Desa Binakarya diantaranya perilaku masyarakat yang kurang baik seperti membuang sampah ke sungai karena tidak tersedianya tempat pembuangan sampah akhir di desa tersebut, serta terjadinya penyakit cacar yang ada di salah satu daerah di desa Binakarya.
Hal tersebut membutuhkan penyelesaian, maka dari itu harus diadakan penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya perilaku hidup sehat. Penyuluhan-penyuluhan tersebut dapat dilakukan oleh tokoh masyarakat, kader-kader yang ada atau oleh petugas kesehatan setempat. Hal tersebut juga dapat dioptimalkan dengan penggunaan fasilitas kesehatan yang ada di daerah sekitar.

3.2 Saran
Masyarakat yang sehat akan terbentuk jika perilaku masyarakatnya mencerminkan perilaku hidup bersih dan sehat. Maka perlu diadakannya penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat untuk terus meningkatkan derajat kesehatan untuk menghindari terjangkitnya penyakit. Cara yang paling baik untuk menghindari terjangkitnya penyakit adalah melakukan pola hidup sehat.

Komentar


Namamu
emailmu
JudulPesanmu
Pesanmu
Image Verification
captcha
Please enter the text from the image:
[ Refresh Image ] [ What's This? ]

Powered byEMF Email Forms